juteralabs.com – Komedian terkemuka, Bedu, menghadapi kegagalan dalam usahanya memasuki parlemen melalui Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 di Dapil II DKI Jakarta dengan sikap yang legowo. Dia berbagi pemikirannya dalam tayangan “Pagi-pagi Ambyar,” mengatakan, “Kegagalan adalah part of life, tidak ada seseorang yang hidup tanpa mengalami kegagalan.”
Kesediaan untuk Mencoba Kembali
Meskipun mengalami kegagalan, Bedu tidak merasa kapok. Ia terinspirasi oleh perjalanan politik Prabowo Subianto yang mengalami kegagalan sebelum akhirnya berhasil. Bedu menyatakan, “Nggak (kapok), mau (mencalonkan diri lagi). Panutan saya Pak Prabowo, dua kali gagal, satu kali berhasil, mungkin memang ini belum waktunya.”
Strategi Pendanaan Kampanye yang Efisien
Dalam kampanye sebelumnya, Bedu mengungkap bahwa ia hanya mengeluarkan sekitar Rp 20 juta dari hasil penjualan rumahnya. Total biaya kampanye yang dikeluarkan tidak lebih dari Rp 100 juta, dengan sebagian besar dana berasal dari pihak lain. Dana tersebut digunakan untuk pembelian Alat Peraga Kampanye (APK) dan transportasi bagi pendukung yang menemaninya selama blusukan.
Pembelajaran dari Pengalaman Langsung
Bedu mendapatkan pelajaran berharga dari kegiatan blusukan, di mana ia dapat berkomunikasi langsung dengan masyarakat dan memahami permasalahan yang dihadapi. “Dengan terjun ke masyarakat kita bisa berkomunikasi langsung, tahu permasalahan, dan tahu bagaimana perencanaan untuk ke depannya,” ungkapnya.
Dukungan Tak Terbatas dari Keluarga
Keluarga Bedu menunjukkan dukungan yang kuat terhadap semua usahanya, termasuk dalam politik. Meskipun tidak berhasil, dukungan keluarga tetap solid. “Nggak ada masalah, namanya keluarga apapun yang dialami tetap saling dukung dan tetap kompak,” ucap Bedu mengenai solidaritas keluarganya.
Dengan pengalaman ini, Bedu merasa lebih persiapkan untuk menghadapi tantangan politik di masa depan dan siap untuk kembali mencalonkan diri dengan strategi yang lebih matang.
